Kategori: Warta Desa
BANTUAN YANG BIKIN HEBOH
karanggambas, 26 Mei 2020. Wabah Covid-19 benar-benar menguji kesabaran seluruh penduduk di negeri ini. Himbauan untuk menjalankan hidup bersih, jaga jarak dan di rumah aja menjadikan kegiatan ekonomi terganggu.
Pemerintah Pusat melalui Kemensos meluncurkan bantuan berupa Bantuan Sosial Tunai (BST) dan Non Tunai bagi warga yang terdampak Covid -19 dan terdaftar sebagai penerima bantuan.
Desa Karanggambas Kecamatan Padamara Bantuan yang diterima dari Kemensos BST 164 KK dengan rincian 27 KK melalui transfer ke Rekening Penerima dan 137 KK disalurkan langsung oleh PT Pos Indonesia di Balai Desa Karanggambas disalurkan pada tanggal 20 Mei 2020.
Bantuan Kemensos Non Tunai penerimaan KKS dilakuakn di aula Kecamatan Padamara. Jumlah penerima KKS Desa Karanggambas 168 KK penerima.
Bantuan Pemerintah Kabupaten Purbalingga berupa 283 paket sembako untuk 283 KK diterima Pemerintah Desa Karanggambas tanggal 21 Mei 2020 dari 353 jumlah yang diajukan Pemdes Karanggambas Ke Bupati Purbalingga.
Pemerintah Desa melalui anggaran yang dibiayai Dana Desa telah diputuskan pada Musyawarah Desa Khusus pada tanggal 13 Mei 2020 menetapkan BLT DD untuk 162 KK dengan alokasi Rp. 600.000,- selama 3 bulan. Total anggaran BLT DD Rp. 291.600.000,- . Untuk tahap I telah disalurkan ke penerima pada tanggal 23 Mei 2020 di Aula balai desa Karanggambas kepada 162 KK penerima sejumlah Rp. 97.200.000,-.
KARANGGAMBAS DAN COVID-19
KARANGGAMBAS DAN COVID – 19
Giat pencegahan pandemi covid-19 diDesa Karanggambas diawali dengan Sosialisasi ke Warga melalui media sosial dan juga dengan mobil keliling menyusuri pelosok desa yang dilakukan oleh Pemdes, Bidan Desa dan Babinsa serta dari Polsek Padamara. Serta mengadakan penyemprotan ke fasilitas umum
Pada tanggal 26 Maret 2020, Pemerintah Desa Karanggambas mendapatkan konfirmasi dari RSUD Purbalingga bahwa salah satu warganya positif corona. Berita tersebut langsung menggemparkan seluruh Desa Karanggambas dan sekitarnya.
Setelah terbentuknya Satgas Pencegahan Covid-19 atau Gugus Tugas Pencegahan Covid-19 di Desa Karanggambas pertengahan april 2020, Pemerintah Desa Karanggambas melalui Gugus Tugas melakukan sosialisasi bahaya Covid-19 ke Masyarakat.
Kabar gembira bagi Karanggambas adalah dinyatakan telah sembuhnya pasien corona asal Desa Karanggambas dan sudah diijinkan pulang dari RSUD Purbalingga.
Dengan kondisi pandemi Covid -19 yang belum membaik, dan adanya arus pemudik dari luar kota Purbalingga, Pemerintah Desa Karanggambas melalui Satgas Covid-19 menyediakan rumah Karantina yang disiapkan untuk pemudik.
Penghuni Rumah Karantina adalah Warga Karanggambas yang datang dari Perantauan dan tidak mempunyai tempat untuk karantina mandiri di rumah. Juga berlaku bagi pemudik yang tidak disiplin melakukan Karantina Mandiri di rumah dapat ditarik ke Rumah Karantina Desa.
Sampai saat ini tanggal 26 Mei 2020 warga Karanggambas yang sudah selesai Karantina di rumah karantina desa sebanyak 11 orang.
Dan yang masih menghuni Rumah Karantina berjumlah 5 orang.
GAMBAR KEGIATAN SATGAS DI RUMAH KARANTINA
PELANTIKAN DAN PENGAMBILAN SUMPAH MANAGEMEN BUMDES DESA KARANGGAMBAS
Karanggambas, 03 September 2019 bertempat di Aula Balai Desa Karanggambas Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga Pemerintah Desa Karanggambas telah melantik Management Badan Usaha Milik Desa Desa Karanggambas. Pelantikan dilaksanakan oleh Sekretaris Desa Karanggambas atas nama Kepala Desa Karanggambas.
Pelantikan Managemen BumDes didasari oleh Perdes No. 2 Tahun 2019 tentang Badan Usaha Milik Desa Desa Karanggambas.
Dengan berdirinya Bumdes Desa Karanggambas dan telah dilantiknya Managemen Bumdes diharapkanbisa membawa Desa Karanggambas menjadi Desa Mandiri.
Profil Ringkas Managemen BumDes Desa Karanggambas
- Nama Bumdes : ARTA MULYA
- Direktur
Nama : Agus Sutriyatno
Pendidikan : SLTA
Alamat : Karanggambas Rt 03 Rw 04
Pengalaman Kerja : Dinas Aktif di Dinkominfo Kab. Purbalingga
3. Sekretaris
Nama : Nurul Hidayat
Pendidikan : SLTA
Pengalaman Kerja :-
4. Bendahara
Nama : Tatik Setiawan
Pendidikan : DIII
Pengalaman Kerja : Masih Aktif di UPTD Puskesmas Padamara
PELATIHAN ADMIN WEB DESA
Web Desa merupakan sarana irformasi pemerintah desa. Pelatihan dilaksanan di Dinkominfo Kabupaten Purbalingga yang diikuti oleh admin desa pada tanggal 23-24 Januari 2019. Pelatihan diikuti oleh admin web desa. Peserta pelatihan memanfaatkan kegiatan ini untuk menambah ilmunya dalam menulis berita. Namun waktu yang terlalu singkat dirasa belum cukup. Pelatihan sempat terganggu diakibatkan aliran listrik padam.
Dengan pelatihan ini diharapkan admin web desa semakin mahir dalam menulis dan menerbitkan berita.
DESA KARANGGAMBAS MENJADI DESA WISATA
Warta Desa Karanggambas (28/11/2018). Keinginan untuk menjadi Desa mandiri , Desa Karanggambas dengan Potensi sumber daya alam yang berupa air yang melimpah Pemdes bertekad untuk memanfaatkan sebagai sumber pendapatan asli desa ( PAdes ). Bekerja sama dengan relawan Karanggambas Peduli, Pemdes menggali Potensi Sumber Daya Air untuk dimanfaatkan menjadi Wisata Air.
BERGURU WISATA DI LEMBAH ASRI SERANG
Rabu pagi, 21 Desember 2018, kurang lebih pukul 10.00 WIB, Kepala Desa Karanggambas memimpin rombongan Tim Penyusun Rencana Induk, Site Plan dan DED Pembangunan Desa Wisata (Karanggambas), meluncur ke Desa Serang Kecamatan Karangreja dalam rangka studi banding . Sebuah desa dilereng Timur Gunung Slamet, dulunya daerah yang sunyi dan miskin dan tertinggal. Namun, beberapa tahun terakhir, wilayah itu menjadi magnet wisata alam dan agro di Jawa tengah bagian selatan. Kurang dari satu jam perjalanan, rombongan sampai di Balai Desa Serang, disambut beberapa perangkat desa dan manajer Bumdes Serang Makmur Sejahtera, namanya sama dengan BKM-nya Karanggambas, Makmur Sejahtera.
Kades Serang sedang memberikan penjelasanSetelah istirahat sejenak sambil menikmati hidangan snack dari tuan rumah, Kepala Desa Serang, Sugito, SE pun datang langsung menyalami rombongan dari Karanggambas, acara silaturahmi dan studi banding dimulai, susunan acara dibacakan MC, pertama pembukaan, sambutan maksud dan tujuan dari Kades Karanggambas, Sambutan selamat datang Kades Serang yang dilanjutkan dengan paparan tentang Desa Wisata Serang dan dilanjutkan sesi tanya jawab, kemudian diakhir acara dilakukan kunjungan ke kawasan wisata Rest Area/Lembah Asri Serang.
Memasuki acara sambutan Kepala Desa Karanggambas, M. Zaeni Idris, menyampaikan maksud dan tujuan dari studi banding ini adalah dalam rangka menimba ilmu dan pengalaman Pemerintahan Desa Serang dalam membangun dan mewujudkan desanya hingga menjadi Desa Wisata yang berhasil dan sukses dalam menyejahterakan masyarakatnya. Selain itu Kepala Desa Karanggambas juga berharap dengan adanya studi banding ini hendaknya dapat membuka wawasan dan meningkatkan pengetahuan serta kemampuan manajerial bagi penyelenggara Pemerintahan Desa Karanggambas dan unsur terkait, sehingga kelak dapat menjadi bekal kita dalam mengembangkan potensi wisata yang ada di Desa Karanggambas. Diakhir sambutannya, Kepala Desa Karanggambas menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kepala Desa Serang beserta perangkat desa dan Bumdesnya atas sambutan dan kerja samanya, semoga silaturahmi ini senantiasa dapat terpelihara dan terus berlanjut.
Selesai sambutan dari Kepala Desa Karanggambas, tiba saatnya sambutan dari Kepala Desa Serang, dalam sambutannya beliau mengucapkan selamat datang dan terima kasih atas kunjungannya dan memohon maaf apabila dalam penyambutannya banyak kekurangan.
Selanjutnya Kepala Desa Serang mengawali paparannya. Beliau menceritakan awalnya tidak mudah merangkul warga dalam kegiatan pariwisata. Ia perlu waktu enam tahun untuk meyakinkan mereka. Pada akhirnya mereka tertarik juga terlibat. Sugito lahir di Desa Serang. Ia pernah merantau dan bekerja diperusahaan sawata nasional yang bergerak dibidang agro industri. Hidupnya dikata sudah cukup mapan. Namun, hatinya sering gusar melihat kemiskinan membelenggu warga desanya. Padahal desa tersebut dianugerahi tanah subur dan keindahan alam. Pada suatu titik ayah dua anak itu tergerak membantu warga keluar dari belenggu kemiskinan ia pun memilih berhenti bekerja dan pulang ke kampungnya yang terletak sekitar 7 kilometer di lereng timur puncak Gunung Slamet. Berbekal pengalaman kerja ditempat sebelumnya, Sugito mencoba menggerakkan warga lewat pertanian. Ia memperkenalkan sistem pertanian terpadu. Ia mengajarkan cara bercocok tanam yang baik dan cara beternak kambing etawa dan kelinci. Ia mesti mencairkan tabungan pribadinya untuk dipinjamkan sebagai modal kepada warga yang tertarik beternak dan mengembangkan pertanian. Selanjutnya ia mengajak warga menanam stroberi yang belakangan menjadi salah satu tanaman unggulan agrowisata di Desa Serang. Awalnya ia membawa sejumlah bibit stroberidari wilayah Ciwidey, Bandung Jawa Barat. “ Saya yakin bibit stroberi darisana bisa ditanam di Desa Serang karena kondisi iklim dan tanahnya mirip” katanya.melihat kiprah Sugito pada 2007, ia didaulat warga untuk maju kepemilihan kepala desa setempat, setelah terpilih sebagai kepala desa, Sugito kian getol memperjuangkan kemajuan Serang. Ia kembangkan Serang sebagai sentra sayur-mayur di Purbalingga. Sugito pun menjadikan Serang sebagai desa wisata. Awalnya, ia membentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan mengunggulkan wisata pemetik stroberi. Beberapa warung makan dibangun ditepi jalan desa yang juga jalur utama menuju pos terakhir jalur pendakian Gunung Slamet dari Purbalingga.
Kades Tanpa Bengkok
Awal 2010 pemerintah kabupaten Purbalingga menetapkan Desa Serang sebagai desa wisata pertama di daerah yang hingga pertengahan 2000-an menjadi salah satu daerah di Jawa Tengah yang paling banyak memasok pembantu rumah tangga kesejumlah daerah. Namun, perkembangan wisata Desa Serang itu tidak berjalan mulus. “Banyak konflik internal ditubuh Pokdarwis. Pengurusnya kurang fungsional.” Kata Sugito. Hal itu berbuntut pada penurunan pelayanan wisata. akhir 2010 Sugito berinisiatif membentuk badan usaha milik desa (BUMDes). Baginya, pengelola wisata melalui badan usaha bakal lebih profesional. Ia mengajak sejumlah warga urunan untuk membeli beberapa wahana permainan “ Saat itu terkumpul 50 juta. Kami beli flying fox dan motor ATV.” Katanya. Pada 2013 Sugito berinisiatif membuka kompleks wisata memamfaatkan tanaman bengkok seluas 1,3 hektar yang semestinya berhak ia gunakan. “Enggak ada gunanya kalau saya nikmati sendiri (tanah bengkok) lebih bermamfaat jika dipakai untuk kemakmuran warga.” Ujarnya. Namun tidak mudah bagi Sugito menggerakkan warga ikut membantu pembangunan kawasan yang kemudian disebut Rest Area Lembah Sari tersebut. Sugito tidak menyerah. Ia sabar melakukan pendekatan kepada tokoh-tokoh masyarakat. Setelah ia bisa mengajukan beberapa contoh warga yang sukses dari pariwisata perlahan pandangan warga lainnya berubah.
Akhirnya, secara sukarela warga mau menyumbang bamboo dan alang- alang untuk membuat bangunan gazebo. Mereka juga membangun jalan dikawasan kompleks wisata secara swadaya. Menurut Sugito saat itu ada 1000 orang lebih yang datang bergotong royong. Sugito menekankan kemandirian dalam membangun desa. Dia menolak dua bantuan Program Nasional Pembrdayaan Masyarakat yakni usaha ekonomi produktif dan simpan pinjam perempuan. Baginya urusan utang piutang akan menimbulkan masalah. Dia tidak ingin terjadi kasus kemacetan pelunasan simpanan yang bisa berdampak buruk pada rasa kebersamaan dan sikap gotong royong. Sikap Sugito di dukung warga.
Menghidupkan Tradisi
Melalui BUMDes, promosi agrowisata Desa Serang dilakukan lebih massif lewat media konvensional ataupun media social. Media juga menghidupkan kembali tradisi budaya yang dikemas menjadi paket wisata. salah satunya perhelatan festival Gunung Slamet yang telah digelar dua kali sejak 2015. “ Dalam festival ada prosesi pengambilan air dan perang tomat. Tradisi itu sejak dulu memang ada kami jadikan daya tarik wisata.” Agar wisatawan nyaman berkunjung, Sugito mempercantik wajah desa melalui program PKK, seluruh warga diwajibkan menanam sayur-mayur dipekarangan rumah. Desa pun terlihat semakin asri. Inovasi-inovasi itu terbukti meningkatkan pengunjung dan pendapatan desa dari sektor wisata :
- Tahun 2011 BUMDes berhasil mengumpulkan pendapatan kotor sebesar Rp. 8.500.000,- memberikan kontribusi PADes sebesar Rp. 1.700.000
- Tahun 2012 BUMDes berhasil berhasil mengumpulkan pendapatan kotor sebesar Rp. 37.000.000,- memberikan kontribusi PADes sebesar Rp. 7000.000,.
- Tahun 2013 BUMDes berhasil berhasil mengumpulkan pendapatan kotor sebesar 57.085.000,- memberikan kontribusi (PADes) sebesar Rp. 10.800.000,-
- Tahun 2014 BUMDes berhasil berhasil mengumpulkan pendapatan kotor sampai sebesar Rp. 100.583.000,- untuk kontribusi (PADes) sebesar Rp. 26.573.750,- .
- Tahun 2015 BUMDes berhasil memberikan kontribusi PADes sebesar Rp. 55.453.375,-
- Tahun 2016 BUMDes berhasil memberikan kontribusi PADes sebesar Rp. 115.000.000,-
- Tahun 2017 BUMDes dapat memberikan kontribusi PADes sebesar Rp. 250.000.000,-
- Tahun 2018 BUMDes memberikan kontribusi Pades Rp. 350.000.000
- Untuk target tahun 2019 di harapkan dari BUMDes mendapatkan pendapatan kotor kurang lebih Rp. 300.000.000.000,- dan dapat memberikan kontribusi PADes sebesar Rp. 400.000.000,-
BUMDes Serang kini memiliki 5 unit usaha yakni pariwisata, pertanian, peternakan, pengelolaan air, dan lembaga keuangan mikro. Warga serang yang dulu banyak merantau menjadi pembantu rumah tangga kini hidup mandiri di desa. Kisah sukses desa yang dihuni 2430 keluarga ini mengilhami pemerintah kabupaten Purbalingga setahun terakhir giat mengembangkan desa-desa wisata lain. Sugito Kini berbangga perekonomian desa yang digerakkan pariwisata tumbuh tanpa mengikis kearifan local. Mereka membuktikan mampu hidup mandiri dengan potensi yang dianugerahkan Sang Pencipta.
Setelah selesai penyampaian paparan oleh Kepala Desa Serang kemudian diadakan sesi tanya jawab. Sugiono, SPd memamfaatkan kesempatan pertama di sesi tanya jawab untuk menyampaikan pikirannya. “Mendengarkan paparan yang Bapak Sugito sampaiakan tadi, saya tidak bisa berkata apa-apa, saya haru, terasa merinding, dada sesak, ingin menangis, begitu besar perjuangan Bapak dalam memperjuangkan Desa Serang yang dulu miskin, terbelakang dan termasuk zona merah, tapi kini telah berubah sedemikian maju dan meningkatnya kesejahteraan warganya, sementara desa kami yang diberi karunia dan rakhmat yang rasa lebih baik dari Desa Serang, ternyata bisa maju seperti Desa Serang ini”. Itu adalah pernyataan Sugiono, SPd yang kemudian ditanggapi oleh Bapak Sugito, SE, “Bahwa maju mundurnya desa, sukses tidaknya suatu desa itu kuncinya pada penguasa, yaitu kepala desa, tentunya bersama perangkat desa dan BPDnya sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. Mudah-mudahan dengan niat baik Bapak Kades Karanggambas dan rombongan untuk saling sharring pengalaman bersama kami, ke depan Desa Karanggambas dapat mewujudkan mimpi bersama menjadikan desannya menjadi desa wisata”.
Kemudian Agus sutriyatno menanyakan terkait, formula/rumusan dalam hal pembebasan lahan dan sistem bagi hasil, dilanjutkan pernyataan oleh Pujianto bahwa menurutnya di Desa Karanggambas saat ini belum memiliki bumdes. Terakhir Tri Joko menanyakan bagaimana cara melakukan recruitment karyawan bumdes.
Bapak Sugito menanggapinya sebagai berikut, rumusan bagi hasil terhadap penyerta modal berupa lahan adalah 30% dari keuntungan yang didapat dari area lahan yang disertakan. Kemudian apabila desa belum memiliki bumdes sebelum pelaksanaan pembangunan desa wisata, maka hal itu jauh akan lebih baik daripada sudah ada tetapi tidak profesional sementara ketika akan mengganti/merubah cenderung merasa riskan. Adapun cara rekruitmen karyawan melalui tes/seleksi secara obyek dan transparan.
SELAMAT ATAS DILANTIKNYA ANGGOTA BPD YANG BARU DAN SELAMAT BERGABUNG DI PEMERINTAHAN DESA KARANGGAMBAS
Warta Desa Karanggambas 27/11/2018. Dengan berakhirnya masa jabatan keanggotaan Badan Permusyawaratn Desa / BPD Karanggambas periode 2012-2018 pada tanggal 2 Nopember 2018 yang telah mengabdi selama 6 tahun dan dengan di susul pelantikan BPD periode 2018 – 2024 serentak satu kecamatan Padamara bertempat di Aula Balai Desa Kalitinggar Kidul.
Diharapkan jalannya roda pemerintahan akan berjalan sesuai dengan harapan. Anggota BPD Karanggambas yang terdiri 7 orang dengan satu orang merupakan anggota BPD periode lalu yang terpilih kembali ikut bersama menjadi terlantik. Ketujuh anggota BPD tersebut yaitu :
- Guntoro agung Purnomo, Se
- Imam Soberi, S. Pd. I
- Priyono, S.T
- Marsito
- Tri Joko Pracoyo, S.E
- Syaikhul Ibad
- Budi Kusumaningrum.
Dan bertempat dibalai desa Karanggambas BPD terlantik melanjutkan rapat / musyawarah perdananya untuk membentuk kelengkapan BPD. Dalam rapat perdana tersebut terbentuklah susunan keanggotaan :
- Ketua : Tri Joko Pracoyo, S.E
- Wakil Ketua : Guntoro Agung Purnomo, S.E
- Sekretaris : Priyono, S.T
- Anggota : Imam Soberi, S.Pd. I, Marsito, Budi Kusumaningrum, Syaikhul Ibad
PELATIHAN PENGEMBANGAN KAWASAN TERPADU
Warta Desa. Karanggambas 26/11/2018. Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementrian ketenagakerjaan mengadakan pelatihan pengembangan kawasan terpadu untuk dua desa yaitu Desa Karanggambas dan Desa Mipiran. Dua desa tersebut dijadikan untuk pengembangan kawasan karena ada kesamaan potensi yaitu mempunyai potensi peternak hewan besar.
Pelatihandilaksanakan di Purbasari Purbayasa dengan Nara sumber dari kementerian tenaga kerja RI, Disnaker Purbalingga, dinas lingkungan hidup, dinas pertanian dan LPPM UNSOED.
POSYANDU LANSIA
Warta Desa. Karanggambas 17 Nopember 2018, Kesehatan adalah nikmat yang tak ternilai harganya. Setiap warga mempunyai hak untuk mengakses sarana kesehatan yang sama. Pemdes Karanggambas bersama dengan Bidan Desa melaksanakan kegiatan POSYANDU dengan mendekatkan kegiatan ke masyarakat. POSYANDU LANSIA dibentuk khusus untuk masyarakat usia lanjut. Untuk lebih bisa menjangkau keseluruh wilayah kegiatan di laksanakanldengan cara bergilir tiap wilayah. Kali ini wilayah yang menjadi sasaran kegiatan yaitu dukuh Karangranti.
GERAKAN INI HANYA ADA DI KARANGGAMBAS
Warta Desa. Karanggambas- Sebuah gerakan yang terencana terukur dan terarah ada di komunitas di Desa Karanggambas Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga. Gerakan ini di prakarsai oleh Wiwik Prihatin seorang dosen di Akper Yakpermas Purwokerto . Gerakan ini beranggotakan Ibu-ibu sekitar tempat tinggalnya dan ada juga diluar lingkungan dari pemrakarsa gerakan ini. Gerakan ini didirikan karena kepedulian terhadap kesehatan masyarakat dari meningkatnya resiko kesehatan yang diakibatkan penyakit tidak menular. Pola makan yang tidak berimbang, kurangnya berolah raga menjadi salah satu faktor meningkatnya penyakit tidak menular. Gerakan ini dinamai GERBUS singkatan dari Gerakan Ibu Sehat. Gerakan ini menyasar terutama Ibu-ibu yang kadang terlalu sibuk dengan urusan rumah tangganya.
GERBUS menjadi alternatif Ibu-ibu yang menginginkan kesehatannya menjadi lebih berkualitas. Karena pada dasarnya GERBUS menjadi bagian dari GERMAS, dan melengkapi POSBINDU yang dilaksanakan oleh Pemdes.
Setiap Minggu pagi anggota GERBUS melaksanakan SENAM GERBUS yang pandu instruktur GERBUS sekaligus pemrakarsa. Dan waktu-waktu tertentu dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh tenaga medis. Masyarakat patut bersyukur karena kegiatan ini tidak dipungut biaya.